MENCINTAI TUKANG BUNGA (Part I)


Mungkin pernah sekali atau dua kali berfikir untuk menikah dalam hidup ini. Tapi tidak pernah terlalu serius. Jatuh cinta juga beberapa kali. Dan perasaan ingin memiliki orang yang dicintai pasti ada.

Tapi, ketika menyadari bahwa orang yang dicintai tidak memberi respon yang sama, membuat saya berfikir ternyata jatuh cinta itu bikin pusing. Lalu kenapa harus jatuh cinta dan menikah, kalau karir sudah jelas, pendidikan sudah jelas. Gaji juga cukup untuk menghidupi diri ini yang biasa boros. Kurang lebih hidup ini yaaaaaaaa hampir sempurna, hanya kadang kurang rasa syukur, jadi ngapain nikah.

Apalagi tidak hanya sekali dua kali ada yang datang memberi harapan palsu. Meminang tapi tak menikahi. Hahhahahaha, rasa-rasanya aneh jika dibilang itu cinta.

Hayooooo….. siapa yang setuju kalau aku bilang jatuh cinta itu bikin pusing? apalagi menikah. Banyak bayang-bayang menakutkan berputar-putar di kepala. Pasti bukan perkara mudah. Jadi lebih mantap sendiri kan. Aplagi jika melihat panti jompo banyak di Indonesia. Tinggal ngumpulin duit yg banyak terus sisa hidup bisa di habiskan di panti jompo mewah. Hhahahaah, mohon maaf ini ceritanya dulu.

Namun, ada beberapa momen rasanya hidup yang stabil ini tidak cukup menantang. Mmmm…. apalagi setelah karir, pendidikan, tahap berikutnya apa yang cukup menantang. Ada beberapa pilihan sebenarnya. Entah kenapa saya ingin memilih menikah. Mmmmm..,,,apalagi menurut saya, ayah ibu saya akan bahagia dengan keputusan saya untuk menikah. 

Cleo, teman berkarir di dunia organisasi bilang “Coba aja kak pakai situs taarufan. Siapin CV ya!”

Begitu CV siap, saya langsung melengkapi data pada situs  dan mengajukan taaruf ke beberapa orang yang mungkin mencari atau sesuai dengan kriteria saya. Kalau ingat momen ini rasanya ingin menangis saja. Ditolak-tolakin tanpa alasan. Mungkin saya kurang relijius untuk situs ini. Maka dalam kurun waktu sebulan, data saya dalam situs ini saya drop.

Setelah selesai dengan perkara pencarian jodoh melalui situs taaruf, saya kembali sibuk bekerja. Saya, menyibukkan diri dikantor hingga betul-betul habislah waktu sehari semalam untuk bekerja. Kadang sebagai manusia ada perasaan sedih, yang lain menikah, apa ada yang salah dengan diri saya kenapa belum menemukan jodoh. Untungnya perasaan itu bisa dihilangkan dengan bekerja. Bukan memantaskan diri, tapi lebih kepada menjalani hobi duduk di belakang meja kerja.

“KALAU ADA YANG NYURUH KAMU UNTUK MEMANTASKAN DIRI BIAR CEPET DAPAT JODOH, TONJOK SAJA!” Jodoh bukan perkara kamu telah pantas atau tidak. Kepantasan seorang wanita tidak diukur dari dia telah mendapatkan jodoh atau belum. Jadi jangan sedih. Mungkin kamu sudah pantas tapi masih diuji dalam kesabaran.



0 comments:

Posting Komentar